Mengenal Cagar Biosfer Blambangan
Cagar Biosfer Blambangan ditetapkan oleh UNESCO sejak tahun 2016 dengan total kawasan seluas 778,647 Ha dimana 127.855,5 Ha merupakan Zona Inti, 230.277,5 Ha Zona Penyangga (terrestrial: 84.080 ha; marine: 146.197,5 ha) dan 320.514 Ha Zona Transisi.
Cagar Biosfer Blambangan terletak di antara empat kabupaten di Jawa Timur yaitu Banyuwangi, Jember, Situbondo, dan Bondowoso. Situs tersebut meliputi Taman Nasional Baluran, Alas Purwo, Meru Betiri, serta Kawah Ijen. Cagar Biosfer Blambangan mencakup beragam ekosistem seperti darat, laut, savana, dan hutan tropis.
UNESCO telah menetapkan Blambangan sebagai Cagar Biosfer Indonesia ke-11 yang sekaligus sebagai cagar biosfer dunia.
Pengakuan tersebut datang pada sidang International Coordinating Council (ICC) Program Man and the Biosphere (MAB) ke-28 yang diadakan di Lima, Peru pada tanggal 18-20 Maret 2016 lalu, seperti yang dikabarkan di laman resmi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Cagar Biosfer, seperti dijelaskan dalam situs Unesco, adalah area ekosistem daratan dan pantai yang mempromosikan solusi untuk menjaga kelangsungan keanekaragaman hayati di dalamnya melalui pemanfaatan kawasan yang berkelanjutan.
Tentu, kawasan yang mendapatkan status ini akan mendapat perhatian lebih dari masyarakat internasional, terutama dalam hal menarik dana tambahan untuk melestarikan atau mengembangkannya.
Cagar Biosfer juga bisa menjadi tempat belajar para ahli dalam hal mengeksplorasi keanekaragaman hayati, menerapkan program-program konservasi lahan dan pembangunan berkelanjutan.
Saat ini ada 669 Cagar Biosfer di dunia yang tersebar di 120 negara. Semuanya terhubung dalam World Network of Biosphere Reserves (WNBR), tempat di mana mereka berbagi informasi, pengetahuan, pengalaman, hingga bertukar personel.
Penetapan Blambangan sebagai cagar biosfer merupakan langkah yang tepat untuk mencegah kerusakan lingkungan. Tugas kita yaitu menjaga Cagar Biosfer Blambangan agar tetap menjadi kebanggaan kita.
Salam Konservasi…