Site Project: Hutan Kemuning, Temanggung, Jawa Tengah
Hutan Kemuning adalah salah satu kawasan hutan tropis dataran rendah (van Steenis, 1975) yang masih tersisa di Provinsi Jawa Tengah, yaitu terletak di Desa Kemuning, Kecamatan Bejen, Kabupaten Temanggung. Hutan ini dikelola oleh PERUM Perhutani bersama masyarakat dengan pola PHBM, yakni masyarakat melakukan penanaman kopi di bawah naungan hutan dengan biodiversitas tinggi tersebut.
JAWI bekerja sama dengan berbagai pihak melakukan pendampingan terhadap masyarakat Desa Kemuning agar dapat terwujud keharmonisan antara masyarakat desa dengan satwa liar demi mencapai kelestarian hutan.
Sejak awal berdiri (tahun 2016) hingga sekarang, Javan Wildlife Intitute berusaha terus berkarya dalam bentuk berbagai kegiatan di bidang penelitian, konservasi, dan pemberdayaan masyarakat. Dukungan dari berbagai pihak mengalir untuk turut mengembangkan site-project. Seperti pada tahun 2018, JAWI berkolaborasi dengan Little Fireface Project (LFP) dalam kegiatan pendidikan lingkungan dan monitoring Kukang. Komitmen JAWI untuk mengembangkan produk lokal telah memasuki fase baru, dimana masyarakat telah mampu menghasilkan produk yang siap dipasarkan sebagai awal usaha kemandirian. Melalui beberapa program, JAWI berharap dapat terus berkontribusi dalam membangkitkan kembali budaya hidup harmoni antara manusia, alam, dan satwa liar.
Penelitian
Karakteristik ekosistem Hutan Kemuning yang khas sehingga menarik kehadiran berbagai satwa, perlu menjadi perhatian khusus. Bersama dengan Fakultas Kehutanan UGM, kami sudah melakukan kolaborasi penelitian dalam bentuk 29 skripsi, 5 tesis, 1 disertasi, dan 3 artikel jurnal. Selain itu, sejak 2017 s.d 2022, keanekaragaman jenis burung di Hutan Kemuning terus dipantau. Monitoring dilakukan pada seluruh area Hutan Kemuning yang terbagi menjadi lebih dari 90 grid sistematis. Kegiatan pemantauan dilaksanakan secara partisipatif melibatkan masyarakat, khususnya pemuda, sehingga di masa mendatang masyarakat dapat melaksanakan pemantauan secara mandiri.
Pendidikan Lingkungan
AWI bersama Little Fireface Project dan Forestation UGM bekerjasama untuk mengenalkan Kukang pada siswa-siswi Sekolah Dasar di sekitar Hutan Kemuning. Siswa diajak mengenal karakter, aktivitas dan makanan Kukang serta habitatnya melalui permainan. Kegiatan dilakukan dalam dua tahap:
- Tahap pertama dilakukan untuk menyampaikan materi dan tahap kedua dilakukan untuk mengingatkan kembali materi yang telah diberikan. Pada sesi pertama, sebagian besar siswa tidak mengetahui Kukang sama sekali.
- Tahap kedua dilakukan 6 bulan setelah sesi pertama. Sebagian besar siswa dapat memahami dan mengingat materi yang telah diberikan di sesi pertama.
Kegiatan ini diharapkan dapat menumbuhkan kepedulian anak-anak sebagai generasi yang akan menjaga Kukang dan habitatnya.
Pengembangan Wisata
Mungkin belum pernah terbayangkan dibenak masyarakat Desa Kemuning bahwa menjelajah hutan di malam hari untuk melihat binatang nocturnal yang kian terancam punah merupakan suatu potensi wisata yang dapat menghasilkan.
Night Safari, atau wisata jelajah malam untuk melihat Kukang Jawa, adalah salah satu potensi yang sedang dikembangkan di Desa Kemuning. Kegiatan pengembangan didukung oleh pakar praktisi wisata alam dan konservasi dari Jerman, Mathias, yang turut mengeksporasi serunya Hutan Kemuning saat gelap gulita. Ia berpendapat, “Orang bisa membayar hingga XXX dolar sekali jalan untuk menikmati ini.”
Wisata Night Safari
Pengembangan wisata night safari diawali dengan uji coba jalur jelajah pengamatan satwa pada malam hari. Uji coba jalur jelajah ini melibatkan beberapa pakar, peneliti, volunteer dan lembaga lain seperti LFP. Beberapa pemandu lokal yang biasa dilibatkan dalam penelitian di Hutan Kemuning, khususnya pengambilan data pada malam hari, turut serta diajak dalam kegiatan uji coba ini. Hal ini untuk memantik kesadaran bahwa potensi hutan Kemuning dapat dimanfaatkan saat malam hari.
Selain itu, diberikan pula pengenalan dan pelatihan bahasa (Inggris) untuk pemandu lokal. Kemampuan ini nantinya akan sangat diperlukan jika wisata night safari telah semakin berkembang. Namun demikian, usaha pengembangan ini masih memerlukan banyak dukungan dan usaha dari semua pihak.
Pengembangan Produk Lokal Unggulan
Pengembangan scale up produksi
Peningkatan skala (scale up) dilakukan dengan beberapa pelatihan guna memberikan determinasi yang lebih pasti dalam kapasitas dan kualitas produk kopi robusta Hutan Kemuning, K Coffee dengan sasaran mempertahankan kualitas dan tersedianya produk inovasi dalam jumlah tertentu yang memenuhi standar pabrikasi atau industri mitra. Aktivitas yang diperlukan untuk stabilitas produksi dalam scale up produk kopi yaitu dimulai dari standardisasi dengan melakukan pendampingan pada masyarakat dari proses pemetikan buah kopi, pengolahan pascapanen, hingga proses sangrai kopi. Selain itu juga membuat desain kemasan yang merepresentasikan nilai ramah lingkungan dan pro-konservasi, serta dilakukan uji demontrasi produk pada lingkungan riil.
Pada aspek pascapanen, pengembangan produk kopi Hutan Kemuning dilakukan dengan perbaikan teknik pengeringan menggunakan dome pengering biji kopi. Dome tersebut mampu mempercepat proses pengeringan dan melindungi dari cuaca saat musim hujan. Inovasi yang dihadirkan yaitu penggunaan material tratag (rangka besi) yang dapat dibongkar pasang sehingga bersifat portabel dan awet.
Di penghujung tahun 2018, JAWI meramaikan kegiatan festival kopi yang diadakan di Yogyakarta. Dalam event ini, pengunjung dapat mengenal produk kopi unggulan Hutan Kemuning K Coffee serta menikmati kualitas kopi fine robusta secara langsung melalui racikan tangan barista. Kegiatan ini merupakan usaha memperkenalkan dan memasarkan produk K Coffee kepada masyarakat disamping pemasaran melalui e-commerce dan social media seperti BukaLapak, Instagram, dll.
Hasil uji demontrasi menunjukkan bahwa produk kopi robusta Hutan Kemuning punya rasa dan aroma yang sangat enak, punya sweetness yang menonjol, tekstur rasa yang lembut, serta keseimbangan rasa yang mantap