Para Penjelajah Malam Hutan Kemuning : Bagian 1 – Bajing Terbang Jawa
Terbang mungkin bukan hal yang istimewa bagi satwa-satwa bersayap seperti burung. Namun bagi seekor bajing mengangkasa di udara adalah urusan yang berbeda. Kemampuan melayang di udara hanya dimiliki sedikit spesies bajing yang tergabung dalam kelompok mamalia pelayang (gliding mammal).
Melayang di udara tidak sama dengan terbang, karena pada dasarnya melayang hanya menahan gaya gravitasi lebih lama tanpa dapat membuat gerakan vertikal ke atas saat di udara.
Salah satu spesies mamalia pelayang yang ada di Indonesia adalah Bajing Terbang Jawa (Iomys horsfieldii). Spesies yang juga disebut walangkopo ini dapat kita jumpai khususnya pada malam hari di Hutan Kemuning, Temanggung, Jawa Tengah.
Bajing Terbang Jawa
Seperti bajing terbang lainnya, Bajing Terbang Jawa memiliki selaput kulit tipis, bernama patagium, yang menghubungkan kaki depan dan kaki belakangnya sehingga membuatnya mampu ‘meluncur’ melayang di udara. Patagium ini berwarna sedikit lebih gelap dari bagian tubuhnya.
Bajing Terbang Jawa juga memiliki mata dan telinga yang cukup besar serta cakar yang panjang untuk mencengkeram pohon-pohon yang mereka hinggapi.
Bajing Terbang Jawa sebagian besar tubuhnya berwarna jingga kecokelatan sampai coklat keabu-abuan, dengan ekor yang sedikit lebih cerah pada permukaan ventral dan sisinya. rata-rata panjang tubuhnya 182 mm dan ekornya sama panjang, atau sedikit lebih panjang, dari panjang tubuhnya.
Belum ada informasi yang kuat mengenai perbedaan jenis kelamin pada Bajing Terbang Jawa, akan tetapi pada kerabatnya dari spesies Hylopetes dan Petinomys, antara jantan dan betina tidak terlalu berbeda, sehingga kemungkinan bahwa antara Bajing Terbang Jawa jantan dan betina juga memiliki penampilan yang mirip.
Terdapat beberapa sub spesies Bajing Terbang Jawa, meskipun hanya sedikit spesimen yang telah ditemukan untuk memastikan apakah mereka memang sub spesies yang berbeda.
Iomys horsfieldii davisoni memiliki bulu gelap coklat keabu-abuan dan ekor coklat gelap berbintik-bintik dengan warna merah-coklat di sisinya dan baris gigi yang pendek. Iomys horsfieldii penangensis memiliki warna lebih ringan dan terang dan baris gigi yang lebih panjang.
Iomys horsfieldii thomsoni sangat mirip dengan I. h. davisoni, tapi ekornya berwarna merah-coklat merata tanpa bintik-bintik. Informasi terbaru menunjukkan bahwa Iomys horsfieldii horsfieldii terpisah dari ketiga sub spesies di atas, sehingga sampai artikel ini ditulis terdapat setidaknya empat sub spesies yang tercatat.
Perilaku
Bajing Terbang Jawa bersifat nokturnal, artinya aktif di malam hari serta bersifat arboreal, artinya ia menghabiskan sebagian besar waktunya di tajuk-tajuk pohon. Seperti bajing terbang lainnya, ia dapat meluncur dalam jarak jauh antara pepohonan dan menggunakan cakar panjangnya untuk hinggap.
Hampir tidak ada yang diketahui tentang perilaku sosial mereka. Anggota dari kerabatnya genus Petaurista telah tercatat hidup secara sendiri atau dalam kelompok-kelompok kecil, sehingga sangat mungkin bahwa tupai terbang Jawa juga menggunakan cara ini.
Sebaran Geografis
Rentang geografis Bajing Terbang Jawa terbatas di wilayah Asia Selatan. Rentang alaminya membentang dari semenanjung Malaysia hingga Sumatera, Jawa, dan Kalimantan. Terdapat tambahan perjumpaan individu di Singapura, Tioman, dan Penang.
Habitat
Bajing Terbang Jawa adalah satwa yang cukup mudah beradaptasi. Mereka ditemukan di berbagai habitat. Mereka dapat hidup di berbagai lingkungan hutan, bahkan yang terdegradasi. Mereka juga mendiami semak belukar dan ditemukan di perkebunan durian. Mereka berlindung di pohon berlubang.
Tidak ada informasi yang kuat mengenai makanan Bajing Terbang Jawa. Namun, anggota dari genus kerabatnya Petaurista, memakan buah-buahan, kacang-kacangan, dan tunas, sehingga sangat mungkin bagi Bajing Terbang Jawa memiliki diet yang mirip, yaitu mereka mungkin memakan tumbuhan (herbivorous) dan pemakan buah (frugivorous).
Peran Ekosistem
Hanya sedikit yang diketahui tentang bagaimana pengaruh Bajing Terbang Jawa terhadap ekosistemnya. Karena adanya kemungkinan bahwa mereka pemakan tumbuhan dan pemakan buah, mereka dapat memberikan manfaat bagi ekosistem mereka dengan membantu penyebaran benih atau biji tumbuhan. Di sisi lain, Bajing Terbang Jawa bisa menjadi hama di daerah persemaian atau perkebunan.