Kreativitas dalam Diversifikasi Produk Desa Kemuning di Bejen Fest 2024
JAWI bersama Desain Interior Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta turut membantu warga Desa Kemuning dalam persiapan pameran Diversifikasi Produk Desa Kemuning dalam Bejen Fest 2024 (19/08). Pameran yang diadakan selama 20-24 Agustus 2024 ini merupakan agenda rutin Kecamatan Bejen yang dadakan kurang lebih satu tahun sekali. Selain Desa Kemuning, Bejen Fest 2024 juga dimeriahkan oleh desa-desa lain yang ada di Kecamatan Bejen.
Satu Langkah untuk Praktik Ilmu dari Kemuning Sadean
Masih ingat kegiatan Kemuning Sadean yang diadakan oleh JAWI dengan Bhumi Bhuvana? Kata “Kemuning” mengacu pada Desa Kemuning, sedangkan “Sadean” dalam bahasa Indonesia berarti jualan. Agenda ini merupakan sebuah inisiatif yang dirancang untuk memantik semangat warga Desa Kemuning dalam mengoptimalkan potensi diversifikasi produk dari hasil bumi desa.
Melalui Kemuning Sadean, warga Desa Kemuning tidak hanya belajar untuk mengenali potensi yang ada di sekitar, tetapi juga mendapatkan wawasan baru tentang bagaimana produk-produk lokal dapat dikembangkan dan dipromosikan lebih luas. Pameran diversifikasi produk desa dalam kegiatan Bejen Fest 2024, secara beriringan, menjadi lanjutan penting dari agenda Kemuning Sadean, warga Desa Kemuning memiliki kesempatan untuk menampilkan produk-produk mereka secara mandiri dengan ilmu yang mereka dapatkan.
Meski beberapa produk masih menggunakan kemasan plastik, ibu-ibu PKK mencoba untuk mengadopsi ide dari Kemuning Sadean yaitu inovasi untuk mengumpulkan kembali sampah plastik yang berlabel “Produk Desa Kemuning” melalui para pelanggan. Apabila pelanggan mengumpulkan lima sampah plastik produk Desa Kemuning, maka akan diberi es kelapa muda secara gratis. Upaya ini merupakan salah satu terobosan untuk membantu mengurangi sampah plastik yang ada.
Manfaatkan Bahan Lokal dengan Sentuhan Kreatif
Kolaborasi antara warga desa, JAWI, dan desain Interior ISI Yogyakarta berfokus pada aspek tampilan booth pameran, termasuk penempatan produk-produk milik desa, yang diharapkan dapat menarik perhatian pengunjung. Desain booth yang dibuat berfokus pada pemanfaatan potensi lokal desa. Prinsipnya, Dari Desa untuk Desa.
Penggunaan bahan-bahan yang sebagian bersumber dari desa untuk menghiasi setiap sudut booth pameran, sebenarnya tidak hanya bertujuan untuk menonjolkan secara visual, melainkan juga ingin memperlihatkan bagaimana desa mampu memanfaatkan sumber daya lokal. Agak berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, pada 2024 ini Desa Kemuning mencoba mengembangkan tema tradisional namun tetap inovatif. Meski demikian, desa tetap berupaya mempertahankan ciri khas tahun-tahun sebelumnya, yaitu kreasi batik. Beberapa jarik batik yang dikumpulkan oleh warga desa, dirangkai satu persatu untuk menciptakan hiasan plafon dan bingkai pintu booth. Motif yang tidak seragam, justru membuat tampilan booth terlihat sangat estetik.
Selain itu, dengan bantuan teman-teman ISI Yogyakarta, warga desa mampu memanfaatkan cabang tanaman kopi dan ember menjadi penahan rak display produk. Cabang kopi yang memiliki tinggi kurang dari satu meter dibawa langsung oleh salah satu warga dari lahannya sendiri. Cabang-cabang ini ditata dengan rapi mengelilingi ember untuk menambah sentuhan alami.
Ajang untuk Menuju Kemandirian dalam Diversifikasi Produk Desa
Tidak hanya memperkenalkan potensi desa yang dimiliki kepada masyarakat luas dan meningkatkan peluang ekonomi warga, pameran ini juga menjadi momentum penting bagi Desa Kemuning untuk menunjukkan diversifikasi produk dan menonjolkan identitas lokal. Tidak hanya menampilkan produk utama desa seperti kopi, agenda ini juga dimanfaatkan untuk mengenalkan berbagai produk unggulan lainnya, seperti kemiri, madu, serta berbagai macam keripik yang bahan bakunya diambil langsung dari desa. Produk-produk yang dipamerkan merupakan hasil karya dari rumah per rumah warga yang tinggal di Desa Kemuning. Dari mulai penyiapan bahan, proses pengolahan, hingga pengemasan dilakukan secara mandiri oleh warga dengan dibantu oleh ibu-ibu PKK. Selain itu, hasil kerja keras dan kolaborasi antara desa, JAWI, dan ISI Yogyakarta ini juga terbukti membuahkan hasil yang membanggakan, pada hari terakhir Desa Kemuning diumumkan berhasil meraih juara 1 booth terbaik!